Sumber : Majalah detik
Hujan deras. Sesekali suara halilintar menggelegar. Selasa, 3 April 2012, malam itu, cuaca memang sedang tidak bersahabat. Namun tidak ada kecemasan menghinggapi para tamu di kediaman pribadi Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Wajah-wajah terlihat cerah. Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum PKB Muhaimain Iskandar, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA) tampak
rileks malam itu.
Sahibul bait, sang tuan rumah, SBY juga tidak tampak bermuram durja. Kontras dengan pertemuan 3 minggu sebelumnya, 14 Maret 2012 yang membahas rencana kenaikan BBM. Saat itu SBY berwajah sedih dan mengiba minta parpol koalisi agar mendukung kenaikan harga BBM. Pendek kata, suasana Cikeas Selasa malam itu, meriah.
Para pemimpin parpol, saat itu, memang sengaja berkumpul di rumah SBY. Ada masalah penting yang dibahas dalam pertemuan parpol koalisi minus PKS itu, yakni soal masa depan partai koalisi yang dipimpin SBY. Meski membahas masalah serius, obrolan mengalir santai dan lancar. Kacang rebus, singkong goreng,
kopi dan teh manis manambah hangat obrolan di tengah hujan itu. Obrolan mengalir hingga jarum jam menunjuk angka 22.35 WIB.
“Diskusinya gayeng, segar, dan sesekali ada canda,” papar Anas dalam twitternya.
Dalam pertemuan di Cikeas itu, hanya Luthfi Hasan Ishaaq, Presiden PKS, yang tidak hadir. Luthfi
mengaku memang tidak diundang. Namun ia menganggap itu bukan masalah besar, soalnya PKS sebelumnya
juga pernah tidak diundang. “Memang ada rapat-rapat terbatas untuk beberapa anggota untuk
kepentingan tertentu,“ kata Luthfi.
Beberapa pengurus PD yang dihubungi majalah detik, mengatakan, PKS sengaja tidak diajak kumpul bareng. Sebab PKS dianggap sering tidak sejalan. Pada diskusi malam itu, pimpinan parpol memang khusus membahas sikap PKS selama ini terhadap kesepakatan koalisi.
“Selama ini PKS selalu berseberangan dengan koalisi soal masalah-masalah strategis yang dijalankan pemerintah. Terakhir masalah perubahan APBN-P terkait BBM,” ujar politisi PD Saan Mustofa kepada majalah detik.
----- selanjutnya klik : http://majalah.detik.com/cb/ac997b75f6f77668d628f0c2f199b69d/2012/20120409_MajalahDetik_19.pdf
Hujan deras. Sesekali suara halilintar menggelegar. Selasa, 3 April 2012, malam itu, cuaca memang sedang tidak bersahabat. Namun tidak ada kecemasan menghinggapi para tamu di kediaman pribadi Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Wajah-wajah terlihat cerah. Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum PKB Muhaimain Iskandar, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA) tampak
rileks malam itu.
Sahibul bait, sang tuan rumah, SBY juga tidak tampak bermuram durja. Kontras dengan pertemuan 3 minggu sebelumnya, 14 Maret 2012 yang membahas rencana kenaikan BBM. Saat itu SBY berwajah sedih dan mengiba minta parpol koalisi agar mendukung kenaikan harga BBM. Pendek kata, suasana Cikeas Selasa malam itu, meriah.
Para pemimpin parpol, saat itu, memang sengaja berkumpul di rumah SBY. Ada masalah penting yang dibahas dalam pertemuan parpol koalisi minus PKS itu, yakni soal masa depan partai koalisi yang dipimpin SBY. Meski membahas masalah serius, obrolan mengalir santai dan lancar. Kacang rebus, singkong goreng,
kopi dan teh manis manambah hangat obrolan di tengah hujan itu. Obrolan mengalir hingga jarum jam menunjuk angka 22.35 WIB.
“Diskusinya gayeng, segar, dan sesekali ada canda,” papar Anas dalam twitternya.
Dalam pertemuan di Cikeas itu, hanya Luthfi Hasan Ishaaq, Presiden PKS, yang tidak hadir. Luthfi
mengaku memang tidak diundang. Namun ia menganggap itu bukan masalah besar, soalnya PKS sebelumnya
juga pernah tidak diundang. “Memang ada rapat-rapat terbatas untuk beberapa anggota untuk
kepentingan tertentu,“ kata Luthfi.
Beberapa pengurus PD yang dihubungi majalah detik, mengatakan, PKS sengaja tidak diajak kumpul bareng. Sebab PKS dianggap sering tidak sejalan. Pada diskusi malam itu, pimpinan parpol memang khusus membahas sikap PKS selama ini terhadap kesepakatan koalisi.
“Selama ini PKS selalu berseberangan dengan koalisi soal masalah-masalah strategis yang dijalankan pemerintah. Terakhir masalah perubahan APBN-P terkait BBM,” ujar politisi PD Saan Mustofa kepada majalah detik.
----- selanjutnya klik : http://majalah.detik.com/cb/ac997b75f6f77668d628f0c2f199b69d/2012/20120409_MajalahDetik_19.pdf
0 comments:
Post a Comment